Beban Kalor
Suasana dalam ruangan suatu
bangunan selalu diusahakan supaya keadaannya dalam keadaan aman dan nyaman agar
penghuninya terhindar dari perasaan gelisah dan membosankan. Untuk itu baik kondisi
interior maupun pengaruh dari luar yang berubah-ubah diusahakan tidak
mempengaruhi kenyamanan dari ruangan, maka untuk istilah dibuat suatu
pengkondisian yang baik dengan membuat sistem penghantar dan pendinginan yang
aktif. Perancangan penghangatan, ventilasi dan pengkondisian udara harus
dimulai dengan mengetahui sifat-sifat termal dinding, atap yang menentukan
kapasitas dan energi kerja yang
dibutuhkan.
Untuk itu perlu menjejaki
prosedur-prosedur dalam menentukan nilai pengaruh sifat-sifat termal dinding
bangunan untuk merancang penghangatan, ventilasi dan pengkondisian
udara/heating, ventilating, dan air conditioning atau HV AC yang diperlukan
untuk menciptakan keadaan nyaman.
Jadi beban kalor terdiri dari
beban kalor ruangan dan beban kalor alat penyegar udara yang ada dalam ruangan.
1). Beban Kalor Ruangan.
Gambar 2.17 menunjukkan suatu
contoh instalasi pendingin ruangan yang mempergunakan alat penyegar udara/air
conditioner). Bila dilihat dari proses pendinginan
pada gambar tersebut adalah seperti berikut :
Udara ruangan diisap masuk ke
dalam alat penyegar atau bercampur dengan udara luar (keadan 1 dan 2)
1. Campuran
udara menjadi keadaan pada (3)
2. Udara
(3) didinginkan dengan jalan mengalirkan melalui koil pendingin
3. Bila
permukaan koil pendingin temperaturnya lebih rendah dari titik embun dari udara
93) maka uap air dalam udara akan mengembun pada koil pendingin
4. Akibat pengembunan sehingga perbandingan
kelembaban udara (4) akan berkurang.
5. Apabila temperatur udara (4) terlalu rendah,
maka udara tersebut dapat digunakan dengan mengalirnya melalui koil pemanas
sehingga diperoleh temperatur udara
sesuai yang dibutuhkan.
6. Dalam
operasi pemanasan bila udara panas menjadi kering maka perbandingan kelembaban
udara dapat dinaikkan dengan menyemprotkan air pelembab
7. Udara
(6) seklah melalui blower berangsur-angsur menjadi panas
8. keadaan
97) dan akhirnya masuk ke dalam ruangan
9. Supaya
dapat berfungsi untuk mendinginkan, udara (7) haruslah masuk pada temperatur
dan perbandingan kelembaban lebih rendah dari ruangan (1)
10. Bila
udara (7) dan (1) bercampur kelembabannya naik menjadi sama dengan udara (1)
11. Udara (7) menyerap kalor sensibel dan uap air
(kalor) laten akan menjadi dalam ruangan.
Dalam proses yang terjadi tadi,
kalor sensibel dan kalor laten yang terjadi di dalam ruangan menjadi beban
kalor (heat load) dari ruangan yang bersangkutan.Oleh karena itu beban kalor
ini harus diatasi oleh udara yang keluar dari alat penyegar supaya kondisi
udara di dalam ruangan dapat dipertaruhkan padakondisi yang diinginkan baik
temperaturnya maupun kelembabannya.
Beban kalor ruangan terdiri dari
:
a. Kalor yang masuk dari luar ruangan ke dalam
ruangan
b. Kalor
yang bersumber didalam ruangan itu sendiri (beban kalor interior)
2) Beban kalor alat penyegar
udara
Seperti terlihat pada gambar
2.17. maka untuk menghasilkan udara penyegar yang masuk ke dalam ruangan dari
alat penyegar udara yang diinginkan jumlah kalor yang harus dilayani oleh alat
–alat penyegar adalah sebagai berikut :
1. Beban
kalor ruangan
2. Beban
kalor dari udara luar yang masuk ke alat penyegar
3. Beban
blower dan motor
4. Kebocoran dari saluran
3.2. Beban kalor ruangan dan
udara penyegar
Dalam hal ini harus dipahami
betul bahwa yang menentukan disini adalah beban kalor sensibel dan beban kalor
laten. Apabila kita menginginkan temperatur ssuatu ruangan diinginkan t r’C dan
temperatur udara penyegar yang masuk adalah t a, maka jumlah udara penyegar
yang diperlukan adalah :
3.3 Titik embun alat penyegar
udara
Bila dilihat dari segi persamaan seharusnya
titik embun dari alat penyegar udara hampir sama dengan titik embun dari yang
bersangkutan dengan perbandingan kelembaban dan udara penyegar. Tetapi pada
kenyataan titik embun dari alat penyegar adalah 1o atau 2oC
lebih rendah dari hasil perhitungan menurut persamaan hal ini disebabkan temperatur permukaan koil
pendingin di dalam alat penyegar harus diperhitungkan karena adanya faktor
penyimpangan seperti terlihat pada gambar 2.18.
hallo, gambarnya bisa di lihta tidak? terima kasih
BalasHapus